Anak-anak RADAR

Foto ini hanya sebagai contoh..!!

This is default featured slide 2 title

Foto ini hanya sebagai contoh..!!

This is default featured slide 3 title

Foto ini hanya sebagai contoh..!!

This is default featured slide 4 title

Foto ini hanya sebagai contoh..!!

Ketua Parsadaan

Foto ini hanya sebagai contoh..!!

Jumat, 30 Agustus 2013

Keramik Abad 12 Ditemukan di Simangambat, Mandailing

IBARAT permainan menyusun gambar, tak seorang pun di dunia ini yang dapat menyusun gambar utuh mengenai sejarah Bangso Batak–lantaran terlalu banyak keping sejarah yang hilang tanpa jejak. Mari kita berharap, mudah-mudahan penggalian reruntuhan candi Hindu-Budha di Desa Simangambat, Mandailing, Sumatera Utara; yang sudah berlangsung 10 hari; akan menemukan petunjuk-petunjuk baru yang mengandung informasi sejarah. Menurut laporan surat kabar Kompas (15/4), penggalian di situs arkeologis tersebut dilakukan oleh Balai Arkeologi Medan. Penggalian sudah berlangsung 10 hari, namun mereka baru menemukan fakta-fakta awal. Para peneliti meyakini, situs bernama Jiret Simangambat yang terletak di Desa Simangambat, Mandailing, Sumatera Utara itu adalah pusat kebudayaan tertua di masa lalu. Jiret artinya kuburan dalam bahasa Mandailing. “Dari penggalian di lima lokasi, kami menemukan potongan bangunan candi. Meski demikian, masih banyak pertanyaan mengenai situs ini,”jelas Kepala Balai Arkeologi Medan, Lukas P Koestoro, Senin (14/4). Situs arkelologi yang diduga merupakan reruntuhan candi Hindu-Budha tersebut, berupa gundukan batuan terletak di tanah kosong; di tengah perkampungan warga. Pada 1920, peneliti Belanda, Bosch dan Schintger sudah menyebutkan adanya situs di tempat itu. Menurut Lukas, setelah melakukan penggalian selama 10 hari, tim peneliti menemukan pecahan keramik Cina dari Dinasti Sung abad 12. Penemuan keramik ini membantu peneliti merunut kronologi aktivitas di candi. Temuan ini juga menunjukkan adanya kontak budaya dengan bangsa lain. Namun demikian peneliti belum bisa memastikan lalar belakang dan tata pemerintahan ketika itu. “Kami belum menemukan jawaban atas pertanyaan mendasar ; siapa yang membangun dan untuk siapa bangunan itu didirikan ? Bagaimana struktur pemerintahan saat itu dan siapa yang berkuasa,”ujar Lukas. Sampai saat ini tim arkeologi masih berada di lokasi untuk menyelesaikan penelitian. Ketua Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara, Medan, Zulkifili Lubis mengatakan, beberapa tempat di Mandailing Natal masih menyimpan benda-benda bersejarah. Sayang sekali, benda bersejarah itu sebagian digunakan warga untuk keperluan pembangunan rumah. (Raja Huta/www.tobadreams.wordpress.com)